Salah
satu fungsi payudara pada wanita adalah untuk menyusui anaknya kelak. Walaupun
beberapa wanita tidak dapat menyusui dikarenakan oleh beberapa factor seperti
takut menyusui karena payudaranya sakit, alasan pekerjaan, takut payudaranya
berubah bentuk, atau ASI yang tidak keluar, dan lain sebagainya. Menyusui bayi
dapat memberikan banyak keuntungan baik bagi si ibu maupun bayinya. Manfaat
tersebut adalah bounding (hubungan ibu dan anak), psikologis dan manfaat atau
gizi dari ASI itu sendiri. Apabila seorang ibu tidak dapat menyusui bayinya
maka kedua manfaat yang pertama tidak akan tercapai.
Manfaat
lain yang didapat oleh ibu menyusui adalah dapat terhindar dari berbagai macam
penyakit seperti kanker payudara, kanker ovarium, stress, hipertensi dan
berbagai macam penyakit lainnya. Bahkan
di Inggris diadakan penelitian yang melibatkan wanita usia 70 sampai 100 tahun
yang menunjukkan bahwa semakin lama mereka menyusui semakin jarang mereka
terkena Alzheimer, dimana pengobatannya sangat mahal di negara-negara
berkembang. Sayang sekali meskipun
banyak manfaat yang dapat diperoleh saat menyusui tapi di Indonesia masih
banyak sekali ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya selama enam bulan atau ASI
eksklusif, (dikutip dari detik health).
Berikut beberapa
tips dan cara agar menyusui dapat menyenangkan dan mengurangi rasa sakit pada payudara :
1. Menempel
Bengan Benar.
Hal
penting dan harus jadi perhatian pada saat menyusui bayi adalah
posisi mulut bayi saat menempel di payudara yang dikenal dengan istilah latch on. Payudara
lecet adalah tanda bahwa mulut bayi tidak menempel dengan benar di
payudara. Sebaiknya mulut bayi masuk
sampai ¾ dari aerola payudara (
lingkaran hitam di seputar puting).
2. Posisi Yang
Nyaman
Atur
posisi menyusui yang nyaman bagi ibu dan bayi, yaitu perut bayi berhadapan
menempel pada tubuh ibu. Posisi ini bisa dilakukan pada saat ibu menyusui bayi
dalam keadaan duduk maupun berbaring. Perlu diperhatikan hidung bayi tidak tertutup
oleh payudara agar bayi dapat bernafas bebas.
Tidak ada
aturan posisi apa yang nyaman buat ibu dan bayi karena setiap orang berbeda,
ada ibu yang senang menyusui sambil berbaring, atau duduk bersandar. Cari
posisi yang nyaman sebelum menyusui agar
ibu dan bayi merasakan rileks dan menyusui dapat menyenangkan.
4. Puting
Lecet
Puting
yang lecet pada saat menyusui diakibatkan karena posisi menyusui yang kurang
benar yaitu mulut bayi sebaiknya masuk sampai ¾ aerola payudara , posisi ini
dapat mengurangi lecet dan luka pada puting.
Mengobati puting yang lecet dengan mengoleskan ASI pada puting secara
rutin dan merata dan menekan aerola pada saat bayi menyusu. Apabila lecet
menyebabkan demam maka sebaiknya mengkonsumsi antibiotik atau segera
konsultasikan ke dokter.
Payudara
membengkak terjadi karena pengosongan payudara tidak maksimal. Dikarenakan
produksi ASI melimpah tapi bayi menyusu sedikit. Ciri-ciri payudara membengkak,
puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, payudara sakit, ASI tidak
keluar, terlihat pembuluh darah vena pada payudara. Untuk mengurangi rasa
bengkak kompres payudara dengan air hangat dan dingin bergantian, lakukan
pemijatan memutar atau spiral secara lembut di area sumbatan menuju puting.
Pompa payudara untuk mengeluarkan ASI yang berlebih atau dapat menyusui bayi
lebih sering. Apabila sakit menyebabkan demam segera konsultasikan ke dokter.
6. Mastitis
Ada dua jenis mastitis, yaitu non-infective mastitis dan infective
mastitis (abses payudara). Yang kedua ini telah terinfeksi bakteri terutama
Staphylococcus Virulent. Umumnya didahului puting lecet, saluran air susu tersumbat
atau pembengkakan payudara (engorgement). Peradangan pada payudara akibat
sumbatan ASI yang terinfeksi. Payudara teraba benjolan dimana kulit luarnya
menjadi merah, terasa nyeri hebat dan panas. Ibu sering mengeluh demam. Pijatan
lembut dapat mengurangi mastitis dengan disertai mengompres dengan air hangat.
Tetap menyusui bayi dimulai dari payudara yang mengalami mastitis. Konsumsi antibiotik, Vitamin C dan analgetik sebaiknya konsultasikan ke dokter kandungan lebih dulu. Istirahat yang
cukup.
7. Saluran
ASI Tersumbat
Seringkali bayi kurang suka
menyusu akibat aliran ASI yang kurang lancar atau bahkan ibu mengeluh, di dalam
payudaranya terdapat benjolan. Ini dikarenakan saluran ASI yang tersumbat. Jika
air susu jarang dikeluarkan, maka air susu akan mengental sehingga menyumbat
lumen saluran. Adanya penekanan saluran air susu dari luar, seperti kebiasaan
menopang payudara dengan posisi menggunting, juga mengakibatkan saluran ASI
tersumbat. Begitu pula penggunaan bra yang terlalu menekan payudara. Agar
saluran dapat terbuka dapat dilakukan pengompresan dengan air panas dan
memijat secara spiral mulai dari payudara ke
arah puting. Mengeluarkan ASI sesering mungkin baik dengan menyusui secara
rutin atau memompa ASI keluar dan berikan ASI mulai pada payudara yang tersumbat.
8. Gunakanlah Kedua Payudara
Menyusui bayi yang
menggunakan kedua payudara secara bergantian, misalkan; 15 menit payudara kiri,
15 menit payudara kanan dapat mengurangi Mastitis dan pembengkakan pada
payudara. Berikan ASI kepada bayi singkat tapi sering dan susui bayi segera
setelah dia terjaga dari tidur. Karena baru separuh sadar, tubuhnya pun masih
rileks sehingga Anda lebih mudah mengarahkan dia untuk menyusu. Ketika bayi tidak menempel dengan baik
di puting, Anda pun masih bisa memperbaiki posisi tanpa membuat dia kesal. Bila
menunggu dia benar-benar terbangun bahkan sampai menangis, bayi akan menyusu lebih kuat
karena sudah kelaparan. Akibatnya payudara Anda akan terasa nyeri tiada tara.
Bila posisi menyusui
dan perlekatan sudah tepat tapi Anda masih sakit saat menyusui si kecil,
masalahnya mungkin Anda terkena infeksi jamur! Gejala yang terjadi adalah nyeri
saat dan setelah menyusui, puting lecet dan sensitif, dan gatal atau panas pada
salah satu payudara. Segera temui dokter. Bila benar mengidap infeksi jamur,
Anda beserta sang bayi harus
mendapat perawatan untuk mengatasi infeksi jamur.
Pada masa awal
menyusui terutama bagi ibu baru memang sangat melelahkan. Karena bukan ibu saja
yang belajar, bayipun belajar menemukan posisi yang pas untuk menyusui. Minggu-minggu
pertama menyusui adalah masa terberat, namun jangan menyerah dulu. Anda dan bayi tidak butuh waktu lama untuk
mencari posisi yang pas. Berhasil melaluinya, maka selanjutnya akan terasa
lebih mudah. Anda semakin mahir melakukannya, dan menyusui pun terasa
sudah seperti gerak refleks saja. Bila perlu kunjungi kelas laktasi atau
berbagi pengalaman dengan para ibu menyusui lainnya agar dapat mengingatkan
bahwa anda tidak sendirian. Setiap kali terlintas pikiran untuk menyerah dan
berhenti menyusui si kecil, ingatlah hanya ASI yang terbaik untuk buah hati dan
kita.